
Pengertian dan Contoh Majas Hiperbola
Sebagaimana pada postingan terdahulu kita telah membahas tentang jenis – jenis atau macam – macam majas, maka pada postingan kali ini kita akan membahas salah satu jenis majas dalam Bahasa Indonesia yaitu tentang Majas Hiperbola, dalam hal ini yang akan kita bahas adalah pengertian Majas Hiperbola beserta contohnya.
Pengertian Majas Hiperbola
Berdasarkan sisi bahasa, Kata hiperbola berasal dari bahasa Yunani Kuno: ὑπερβολή, yang berarti “berlebih-lebihan”, maka secara umum, pengertian majas hiperbola merupakan gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan cara melebih-lebihkan sehingga membuatnya sesuatu itu terlihat lebih besar dari keadaan yang sebenarnya.
Pendapat lain mengatakan, majas (gaya Bahasa) hiperbola adalah suatu majas yang bertujuan untuk menjelaskan suatu hal namun dilakukan dengan cara melebih-lebihkan dari kenyataan aslinya dengan maksud untuk meningkatkan kesan dan daya pengaruh sesuatu yang dibicarakan.
Majas hiperbola banyak ditemukan pada karya sastra dengan tujuan agar pesan yang ingin disampaikan terasa lebih berpengaruh terhadap pembaca. Selain itu, gaya bahasa ini juga sering digunakan dalam komunikasi sehari-hari dengan tujuan untuk membuat kesan dramatis sehingga menarik perhatian dari orang lain.
Contoh majas Hiperbola :
“Tumpukan sampah di kota Jakarta itu setinggi gunung”
Kata “setinggi gunung” dalam kalimat tersebut merupakan kata yang melebih-lebihkan tumpukan sebuah sampah, sehingga disebut majas hiperbola.
“Suara teriakanmu mengguncangkan dunia”
Kata “mengguncangkan dunia” merupakan kata yang berlebih-lebihan karena suara teriakan orang tidak sampai mengguncangkan dunia. Jadi contoh kalimat tersebut merupakan majas hiperbola.
“Harga beras mencekik leher setelah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak”
Kalimat ini adalah contoh majas hiperbola, kesan berlebihan didapat dari pilihan kata “mencekik leher”.
“Darah korban pembunuhan itu membanjiri tanah”
Kesan melebih-lebihkan dalam kalimat ini adalah pada kata “membanjiri tanah”.
“Suaramu memecahkan gendang telingaku”
Kata “memecahkan” gendang telinga sangat berlebihan. Meskipun keras, tidak mungkin suara teriakan teman sampai memecahkan gendang telinga. Jadi, termasuk majas hiperbola.
“Sampah-sampah di Kota Jakarta bertumpuk setinggi gunung”
Contoh lain majas Hiperbola :
- Kenyataan istrinya yang berkhianat membuat perasaan Randi remuk redam.
- Pekerjaan ini membuatku memeras otak.
- Demi keseriusannya, Rahmat rela menguras tabungannya.
- Kata-kata Bung Karno dapat membakar semangat para pejuang kala itu.
- Setiap belaian pria di rambut wanita, mampu mengguncang hatinya.
- Film dan kebudayaan bollywood telah meracuni pikirannya.
- Kasihan anak itu meraung kesakitan karena jatuh dari pohon.
- Gadis manis itu telah memanah hatiku dengan kecerdasannya.
- Aku melihat surga tiap mendengar nasihatnya.
- Kemampuan berhitungnya secepat kilat.
- Jeritan hatinya terdengar sampai langit ke tujuh.
- Di jaman digital seperti kecepatan penyebaran hoax ini melebihi kecepatan cahaya.
- Produk kosmetik yang digunakan wanita itu membuat kulitnya sangat halus dan sebening kristal.
- Kegiatan fisik yang dilakukan wanita itu membuat ia bermandikan keringat.
- Pemandangan sawah di desa ini sangat indah sekali layaknya pemandangan di surga.
- Sehari tak bertemu, rasa rindu ini bagaikan seabad tidak bertemu.
- Kepergiannya membuat hatiku hampa
- Rasa takut itu membuatnya bermandikan keringat
- Kamu tak akan bisa berbuat apa-apa, aku sudah menggenggam hatinya. Dia milikku, bukan milikmu.
- Dia seperti menumpahkan seluruh isi botol parfum ketubuhnya, wanginya menusuk penciumanku.
- Ada jutaan manfaat yang baru diketahui dari tanaman buah jambu biji.
- Pertumbuhan ekonomi di negara itu meroket mengalahkan negara lain.
Itulah postingan pelajaran Bahasa Indonesia pada Materi Majas (Gaya Bahasa) tentang Pengertian dan Contoh Majas Hiperbola yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini dengan harapan semoga postingan materi tentang Pengertian dan Contoh Majas Hiperbola diatas dapat bermanfaat untuk menambah wawasan kita tentang Majas atau gaya Bahasa.